Jumat, 15 November 2013

Ujung Rindu yang Membara

Ujung Rindu yang Membara


hariini aqw lagi rindu ma seseorang niech regh. terus, hari ini juga aqw dapet inspirasi buat ngebikin nich catetan. pas.. nulis tuch regh, rasanya hampir mau nangis gimana giituu.!!

baru kali ini aku liat dia dikucilin. biasanya tuch regh. dia yang paling happy. nanti pas aqw disana gimana yach rasanya..@_@. aduch..


nach.. tuch kand, air matanya netes lagi..

rasanya pengen nyusul trus memberontak semua yang mengucilkan dia.
tapi, aqw ingat apa yang dia goreskan dalam status nya:


Hati adalah tempat berangkatnya doa. Janganlah kau kotori dengan kebencian dan dendam.



west.. aqw fokus ke ilmu yang ada pada level.qw ae.
jangan pikirkan dia trus.
nanti di tambah kepikiran.

semangat Khanifah.....

Biarkan Rinduku Melayang Tanpa Kau Sadari


biarkan huruf huruf ini bekerja
bekerja dengan semestinya

membentuk langkah 
hingga membuat gerakku bergetar

membisingkan orang yang ada dibelakangmu.
namun, aku tau

kau tak mau menawan menjamu ku dengan seteguk senyuman.
biarlah ceritaku melayang tanpa batas.

dan tanpa kau sadari.
goresanku kutebarkan dengan sekarung kerinduan ini

dengan harapan 
walau tak teelalu berharap

ini kuikrarkan agar kau tak tau 




by: Khanifah



(Ciee,,, khanifah terharu aqw mendengarmu)

Sabtu, 02 November 2013

Kisah Inspiratif

assalamu'alaikum..

Yang lagi bengong ora usah pikir2 yang lain, mending kamu baca kisah yang satu ini. meskipun nyontek orang(jangan bilang to khanifah). haha,, gpp lah sekali-sekali. yang matanya penasaran monggo dibaca...!!

Foto Inspiratif: Gendongan Pertama dan Terakhir

Sabtu, 02 November 2013 10:

(c) thegoodbooksblog.wordpress.comVemale.com - Sebuah foto, akan selalu menyimpan nilai moral dan kenangan. Mungkin hal tersebut sudah lama terjadi, namun kesannya akan selalu terasa di hati. Apakah Anda pernah merasakan hal seperti ini? Memiliki sebuah foto yang Anda simpan dengan sangat baik karena kenangannya yang tak terlupakan.
Beberapa tahun lalu, seorang fotografer bernama Mark Jury pernah mengabadikan sebuah momen menyentuh tentang seorang cucu dan kakeknya. Foto tersebut diambil pada tahun 1970-an dan masih menggunakan mode hitam putih. Namun hal tersebut makin menunjukkan kesan yang dalam.
Mark dna Dan Jury, adalah fotografer di balik buku berjudul Gramps. Dalam buku tersebut, mereka mengabadikan perjalanan hidup terakhir seorang penambang batubara bernama Frank Tugend yang tak lain adalah akkeknya sendiri. Sepanjang hidupnya, pria ini menghabiskan waktu untuk menafkahi keluarganya.
Namun seiring dengan waktu berjalan, ia juga mengalami penyakit penyempitan pembuluh darah selama bertahun-tahun. Namun baginya, itu tak menghentikan semangat untuk tetap berdedikasi pada orang-orang terdekatnya.Dalam buku Gramps, ada sebuah foto yang menunjukkan sebuah kelemahan namun juga kekuatan.


Dan Jury sata sudah dewasa, dan kakeknya yang tak berdaya. (c) Mark JuryDan Jury sata sudah dewasa, dan kakeknya yang tak berdaya. (c) Mark Jury

Frank Tugend mungkin sudah kehilangan banyak tenaga akibat penyakit yang menggerogotinya, namun sang cucu, Dan Jury, seolah menjadi kekuatan yang akan selalu bersedia menopang kelemahan itu. Dan terlihat tengah membopong sang kakek yang sudah tak berdaya. Foto ini menjadi salah satu foto yang mengesankan saat diunggah ke internet beberapa bulan lalu.
Dalam buku tersebut, menceritakan kakek yang telah lama menjadi penopang hidup keluarganya itu perlahan-lahan mengalami kemunduran sejak 3 tahun sebelum ia meninggal. Tugend mulai sulit mengingat dan ia tak bisa menyetir. Tak lama kemudian, ia bahkan tak bisa mandi, berpakaian atau mengurus dirinya sendiri. Sata itulah sang cucu yang selama ini ia rawat, membalas budi pada kakeknya.


Dan Jury saat masih kecil, dan kakeknya, Frank Tugend.(c) GrampDan Jury saat masih kecil, dan kakeknya, Frank Tugend.(c) Gramp

"Itu adalah tahun-tahun tersulit dalam hidupku. Aku sangat menyayangi pria itu. Ia sangat penting dalam hidupku. Setahun melayani dan merawatnya adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuknya," ujar sang cucu.
Buku foto ini tak lagi diterbitkan, namun fotonya sudah banyak dilihat dan meraih simpati para netizen. Foto ini mengajarkan dua hal. Yang pertama, mengenai berbagi kasih sayang, selalu memberikan yang terbaik, karena kita tak tahu kapan orang yang kita sayangi akan meninggalkan kita. Yang kedua tentang bakti kita pada orang yang telah senantiasa membuat kita tumbuh sehebat sekarang.
Adalah sebuah kesempatan yang luar biasa, bila kita masih sempat membahagiakan seseorang di hari-hari terakhirnya.